Gempa
Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.
Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan [tenaga] yang terjadi karena pergeseran lempeng tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tektonik plate (lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar daerah dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik. Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang menyusun kerak bumi. Dalam ilmu kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik lempeng merupakan postulat untuk menjelaskan fenomena gempa bumi tektonik yang melanda hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas pertemuan lempeng tektonik. Contoh gempa tektonik ialah seperti yang terjadi di Yogyakarta,Indonesia pada Sabtu, 27 Mei 2006 pagi hari, pukul 05.54 WIB.
A. Penyebab terjadinya gempa bumi
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempeng tektonik yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi. Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi (dikenal sebagai gempa volkanik). Beberapa gempa bumi juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia (gempa seperti ini jarang terjadi), Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan.
Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan [tenaga] yang terjadi karena pergeseran lempeng tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tektonik plate (lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar daerah dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik. Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang menyusun kerak bumi. Dalam ilmu kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik lempeng merupakan postulat untuk menjelaskan fenomena gempa bumi tektonik yang melanda hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas pertemuan lempeng tektonik. Contoh gempa tektonik ialah seperti yang terjadi di Yogyakarta,Indonesia pada Sabtu, 27 Mei 2006 pagi hari, pukul 05.54 WIB.
A. Penyebab terjadinya gempa bumi
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempeng tektonik yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi. Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi (dikenal sebagai gempa volkanik). Beberapa gempa bumi juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia (gempa seperti ini jarang terjadi), Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi.
Gambar
4. Gedung Beton Luluh Lantak Terkena Gempa Tektonik
B. MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI
Pada hari Rabu, 2 September 2009 pukul 14.55 WIB, Indonesia kembali diguncang gempa hebat. Gempa yang berkekuatan 7,3 SR ini berpusat di Tasikmalaya dengan kedalaman 30 km. Tak ayal lagi, gempa inipun menciptakan kepanikan yang luar biasa di kota tersebut, bahkan di daerah sekitarnya seperti Cirebon, Jogjakarta sampai Ibukota Republik Indonesia Jakarta juga merasakan Goncangannya. Secara keseluruhan gempa ini terasa di seluruh pulau jawa bahkan sampai Pulau Bali dan Nusa Tenggara.
Di Jakarta sendiri, efeknya pun tidak sedikit. Maklum, Jakarta memang jarang diguncang gempa sehingga membuat warganya sontak terkejut dengan guncangan tersebut. Timbul pertanyaan, di daerah manakah di Indonesia ini yang aman dari bencana? Jika sudah seperti ini, maka tidak ada lagi tempat yang aman di Indonesia ini dari bencana, baik gempa bumi, kebakaran hutan, banjir dan lain sebagainya. Meskipun begitu, hidup di daerah yang rawan bencana justru akan membuat bangsa ini menjadi tahan banting, tidak manja, penuh kesiagaan dan tentu saja akan memaksimalkan kinerja otaknya untuk dapat terus bertahan hidup. Tinggal sejauh mana bangsa ini mampu meningkatkan kewaspadaannya untuk dapat mengurangi akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh bencana (dalam hal ini gempa bumi) dan dapat segera bangkit setelah bencana terjadi dengan produktifitas yang sama dengan sebelumnya. Mitigasi adalah segenap usaha untuk meminimalisir kerugian dan resiko akibat bencana alam. Perlu kita sadari, bahwa gempa sangat jarang sekali membunuh, umumnya yang membunuh itu adalah reruntuhan bangunan akibat gempa dan si korban tidak melindungi diri dari bangunan tersebut.
Mitigasi
dapat dilakukan dengan tiga tahapan yaitu : sebelum terjadi, ketika berlangsung
dan setelah terjadi gempa bumi.
1.
Sebelum terjadi gempa
Beberapa hal yang dapat kita lakukan agar selalu siaga adalah :
• Dirikanlah bangunan (kantor, rumah dsb) sesuai dengan kaidah2 yang baku. Diskusikan lah dengan para ahli agar bangunan anda tahan gempa. Jangan membangun dengan asal-asalan apalagi tanpa perhitungan
• Kenalilah lokasi bangunan tempat anda tinggal atau bekerja, apakah tidak berada pada patahan gempa atau tempat lain seperti rawan longsor dsb.
• Tempatkan perabotan pada tempat yang proporsional. Jika anda punya lemari, ada baiknya dipakukan ke dinding, agar tidak roboh dan ikut menindih ketika terjadi gempa. Jika ada perabotan yang digantung, periksalah secara rutin keamananya.
• Siagakanlah peralatan seperti senter, kotak P3K, makanan instan dsb. Sediakan juga Radio, karena pada saat gempa alat komunikasi dan informasi lain seperti Telpon, HP, Televisi, Internet akan terganggu. Radio yang hanya menggunakan baterai akan sangat berguna disaat bencana.
• Selalu periksa penggunaaan Listrik dan gas, matikan jika tidak digunakan.
• Catatlah telepon-telepon penting seperti Pemadam kebakaran, Rumah sakit dll.
• Kenalilah jalur evakuasi. Beberapa daerah di Indonesia, khususnya daerah rawan Tsunami, saat ini telah membangun jalur evakuasi ke tempat yang lebih tinggi. Seperti di daerah saya, Kota
Painan, Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat telah dibangun jalurnya.
• Ikutilah Kegiatan simulasi mitigasi bencana gempa yang sudah mulai dilakukan oleh beberapa daerah seperti Kota Padang, Sumatera Barat. Hal ini sudah biasa dilakukan oleh masyarakat Jepang. Sehingga mereka tidak canggung lagi ketika terjadi bencana. Dengan mengikuti kegiatan ini, kita akan terbiasa dengan bentuk2 peringatan dini yang disediakan pemerintah daerah, seperti sirine pertanda Tsunami, Sirine Banjir dsb.
Beberapa hal yang dapat kita lakukan agar selalu siaga adalah :
• Dirikanlah bangunan (kantor, rumah dsb) sesuai dengan kaidah2 yang baku. Diskusikan lah dengan para ahli agar bangunan anda tahan gempa. Jangan membangun dengan asal-asalan apalagi tanpa perhitungan
• Kenalilah lokasi bangunan tempat anda tinggal atau bekerja, apakah tidak berada pada patahan gempa atau tempat lain seperti rawan longsor dsb.
• Tempatkan perabotan pada tempat yang proporsional. Jika anda punya lemari, ada baiknya dipakukan ke dinding, agar tidak roboh dan ikut menindih ketika terjadi gempa. Jika ada perabotan yang digantung, periksalah secara rutin keamananya.
• Siagakanlah peralatan seperti senter, kotak P3K, makanan instan dsb. Sediakan juga Radio, karena pada saat gempa alat komunikasi dan informasi lain seperti Telpon, HP, Televisi, Internet akan terganggu. Radio yang hanya menggunakan baterai akan sangat berguna disaat bencana.
• Selalu periksa penggunaaan Listrik dan gas, matikan jika tidak digunakan.
• Catatlah telepon-telepon penting seperti Pemadam kebakaran, Rumah sakit dll.
• Kenalilah jalur evakuasi. Beberapa daerah di Indonesia, khususnya daerah rawan Tsunami, saat ini telah membangun jalur evakuasi ke tempat yang lebih tinggi. Seperti di daerah saya, Kota
Painan, Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat telah dibangun jalurnya.
• Ikutilah Kegiatan simulasi mitigasi bencana gempa yang sudah mulai dilakukan oleh beberapa daerah seperti Kota Padang, Sumatera Barat. Hal ini sudah biasa dilakukan oleh masyarakat Jepang. Sehingga mereka tidak canggung lagi ketika terjadi bencana. Dengan mengikuti kegiatan ini, kita akan terbiasa dengan bentuk2 peringatan dini yang disediakan pemerintah daerah, seperti sirine pertanda Tsunami, Sirine Banjir dsb.
2.
Ketika berlangsung gempa
• Yang pertama sekali adalah DON’T BE PANIC, kuasai diri anda bahwa anda dapat lepas dari bencana tersebut.
• Menghindar dari bangunan, pohon, tiang listrik dsb yang berkemungkinan roboh menimpa kita. Jika anda berada dalam gedung, berusahalah untuk lari keluar. Jika tidak memungkinkan berlindunglah di bawah meja yang kuat, tempat tidur. Atau berlindunglah di pojok bangunan, karena lebih kuat tertopang.
• Perhatikan tempat anda berdiri, karena gempa yang besar akan memungkinkan terjadinya rengkahan tanah.
• Jika anda sedang berkendara, matikan kendaraan anda dan turunlah. Jika anda sedang berada di pantai, maka berlarilah menjauhi pantai tersebut. jika anda sedang berada di daerah pegunungan, maka perhatikan disekitar anda apakah ada kemungkinan longsor.
• Yang pertama sekali adalah DON’T BE PANIC, kuasai diri anda bahwa anda dapat lepas dari bencana tersebut.
• Menghindar dari bangunan, pohon, tiang listrik dsb yang berkemungkinan roboh menimpa kita. Jika anda berada dalam gedung, berusahalah untuk lari keluar. Jika tidak memungkinkan berlindunglah di bawah meja yang kuat, tempat tidur. Atau berlindunglah di pojok bangunan, karena lebih kuat tertopang.
• Perhatikan tempat anda berdiri, karena gempa yang besar akan memungkinkan terjadinya rengkahan tanah.
• Jika anda sedang berkendara, matikan kendaraan anda dan turunlah. Jika anda sedang berada di pantai, maka berlarilah menjauhi pantai tersebut. jika anda sedang berada di daerah pegunungan, maka perhatikan disekitar anda apakah ada kemungkinan longsor.
3.
Setelah terjadi gempa
• Jika anda masih berada dalam gedung, maka yu keluar dengan tertib, jangan gunakan Lift, gunakanlah tangga.
• Periksa sekeliling anda, apakah ada kerusakan, baik itu listrik padam, kebocoran gas, dinding retak dsbnya. Periksa juga apakah ada yang terluka. Jika ya, lakukanlah pertolongan pertama.
• Hindari bangunan yang kelihatannya hampir roboh atau berpotensi untuk roboh
• Carilah informasi tentang gempa tersebut, gunakanlah radio tadi.
Contoh Data dari Bencana Gempa di Yogyakarta:
I. DATA BENCANA
JENIS BENCANA : GEMPA BUMI
KEKUATAN : 5,9 SKALA RICHTER
KEJADIAN : 27 MEI 2006
PUKUL : 05.55 WIB
PUSAT GEMPA : SAMUDRA INDONESIA KEDALAMAN 33 KM DARI PERMUKAAN LAUT SELATAN, POSISI 8,26 LS DAN
110.310 BUJUR TIMUR 37 KM DARI KOTA YOGYAKARTA
LOKASI : DISTA YOGYAKARTA DAN DISEKITARNYA TERMASUK
DIRASAKAN DI SEMARANG, SOLO DAN JAWA TIMUR
• Jika anda masih berada dalam gedung, maka yu keluar dengan tertib, jangan gunakan Lift, gunakanlah tangga.
• Periksa sekeliling anda, apakah ada kerusakan, baik itu listrik padam, kebocoran gas, dinding retak dsbnya. Periksa juga apakah ada yang terluka. Jika ya, lakukanlah pertolongan pertama.
• Hindari bangunan yang kelihatannya hampir roboh atau berpotensi untuk roboh
• Carilah informasi tentang gempa tersebut, gunakanlah radio tadi.
Contoh Data dari Bencana Gempa di Yogyakarta:
I. DATA BENCANA
JENIS BENCANA : GEMPA BUMI
KEKUATAN : 5,9 SKALA RICHTER
KEJADIAN : 27 MEI 2006
PUKUL : 05.55 WIB
PUSAT GEMPA : SAMUDRA INDONESIA KEDALAMAN 33 KM DARI PERMUKAAN LAUT SELATAN, POSISI 8,26 LS DAN
110.310 BUJUR TIMUR 37 KM DARI KOTA YOGYAKARTA
LOKASI : DISTA YOGYAKARTA DAN DISEKITARNYA TERMASUK
DIRASAKAN DI SEMARANG, SOLO DAN JAWA TIMUR
II.
KORBAN BENCANA
DATA PERTANGGAL 29 MEI 2006 PUKUL 06.30 WIB
DATA PERTANGGAL 29 MEI 2006 PUKUL 06.30 WIB
MENINGGAL
DUNIA : 4.983 ORANG
- KAB. BANTUL : 3.080 ORANG
- KAB. SLEMAN : 174 ORANG
- KAB. GUNUNG KIDUL : 39 ORANG
- KODYA YOGYA : 129 ORANG
- KAB. KULON PROGO : 15 ORANG
- KAB. KLATEN : 1.542 ORANG
- KAB. BOYOLALI : 3 ORANG
- KAB. MAGELANG : 1 ORANG
- KAB. BANTUL : 3.080 ORANG
- KAB. SLEMAN : 174 ORANG
- KAB. GUNUNG KIDUL : 39 ORANG
- KODYA YOGYA : 129 ORANG
- KAB. KULON PROGO : 15 ORANG
- KAB. KLATEN : 1.542 ORANG
- KAB. BOYOLALI : 3 ORANG
- KAB. MAGELANG : 1 ORANG
LUKA-LUKA
:
- LUKA BERAT : 2.192 ORANG
- LUKA RINGAN : 1.721 ORANG
- LUKA BERAT : 2.192 ORANG
- LUKA RINGAN : 1.721 ORANG
RUMAH
RUSAK :
- RUSAK BERAT/TOTAL/ROBOH : 24.819 UNIT
- RUSAK BERAT/TOTAL/ROBOH : 24.819 UNIT
III.
BANTUAN DARURAT
1. MENDIRIKAN POSKO PB DILOKASI BENCANA ALAM
2. DISTRIBUSI BANTUAN DARURAT KEPADA KORBAN BENCANA ALAM
3. MENERJUNKAN PERSONIL TARUNA SIAGA BENCANA (TAGANA) PUSAT SEBANYAK 15 ORANG UNTUK BERGABUNG DI YOGYAKARTA DALAM RANGKA PROSES EVAKUASI KORBAN GEMPA BUMI.
4. SUMATERA SELATAN MENERJUNKAN PERSONIL TARUNA SIAGA BENCANA (TAGANA) SEBANYAK 30 ORANG.
5. KALIMANTAN SELATAN MENERJUNKAN PERSONIL TARUNA SIAGA BENCANA (TAGANA) SEBANYAK 20 ORANG.
6. MENDIRIKAN TENDA-TENDA DARURAT UNTUK MENAMPUNG SEMENTARA BAGI KORBAN YANG RUMAHNYA RUSAK BERAT DAN ROBOH.
7. MENYELENGGARAKAN DAPUR UMUM LAPANGAN UNTUK MENYIAPKAN MAKANAN SIAP SAJI
1. MENDIRIKAN POSKO PB DILOKASI BENCANA ALAM
2. DISTRIBUSI BANTUAN DARURAT KEPADA KORBAN BENCANA ALAM
3. MENERJUNKAN PERSONIL TARUNA SIAGA BENCANA (TAGANA) PUSAT SEBANYAK 15 ORANG UNTUK BERGABUNG DI YOGYAKARTA DALAM RANGKA PROSES EVAKUASI KORBAN GEMPA BUMI.
4. SUMATERA SELATAN MENERJUNKAN PERSONIL TARUNA SIAGA BENCANA (TAGANA) SEBANYAK 30 ORANG.
5. KALIMANTAN SELATAN MENERJUNKAN PERSONIL TARUNA SIAGA BENCANA (TAGANA) SEBANYAK 20 ORANG.
6. MENDIRIKAN TENDA-TENDA DARURAT UNTUK MENAMPUNG SEMENTARA BAGI KORBAN YANG RUMAHNYA RUSAK BERAT DAN ROBOH.
7. MENYELENGGARAKAN DAPUR UMUM LAPANGAN UNTUK MENYIAPKAN MAKANAN SIAP SAJI
IV.
DEPARTEMEN SOSIAL TANGGAL 27 MEI 2006 MENGIRIMKAN BANTUAN DARURAT
1. PERMAKANAN :
- BERAS : 100 TON
- SARDENCIS : 10.000 KLG
- KECAP : 10.000 BTL
- SAMBEL : 10.000 BTL
- MINYAK GORENG : 10.000 LTR
- MIE INSTAN : 2.500 DOS / 100.000 BUNGKUS
1. PERMAKANAN :
- BERAS : 100 TON
- SARDENCIS : 10.000 KLG
- KECAP : 10.000 BTL
- SAMBEL : 10.000 BTL
- MINYAK GORENG : 10.000 LTR
- MIE INSTAN : 2.500 DOS / 100.000 BUNGKUS
2.
SANDANG :
- SELIMUT : 5.000 LBR
- SARUNG : 5.000 LBR
- DASTER : 5.000 LBR
- KAOS BERKERAH : 5.000 LBR
- SELIMUT : 5.000 LBR
- SARUNG : 5.000 LBR
- DASTER : 5.000 LBR
- KAOS BERKERAH : 5.000 LBR
IV.
BANTUAN EVAKUASI KIT
1. DISTA YOGYAKARTA
a. TENDA PLETON : 175 UNIT
b. TENDA REGU : 25 UNIT
c. VELBET : 200 UNIT
d. GENSET : 5 UNIT
e. DAPUR UMUM LAPANGAN : 7 UNIT
f. TIKAR : 5.000 LBR
g. TENDA GULUNG( BANTUL ): 150 UNIT
1. DISTA YOGYAKARTA
a. TENDA PLETON : 175 UNIT
b. TENDA REGU : 25 UNIT
c. VELBET : 200 UNIT
d. GENSET : 5 UNIT
e. DAPUR UMUM LAPANGAN : 7 UNIT
f. TIKAR : 5.000 LBR
g. TENDA GULUNG( BANTUL ): 150 UNIT
2.
PROP. JAWA TENGAH
a. TENDA PLETON : 100 UNIT
b. TENDA REGU : 25 UNIT
c. TENDA GULUNG ( KLATEN ) : 100 UNIT
a. TENDA PLETON : 100 UNIT
b. TENDA REGU : 25 UNIT
c. TENDA GULUNG ( KLATEN ) : 100 UNIT
0 komentar:
Posting Komentar